vnewsmedia.com – Jakarta, Pemboikotan sejumlah barang konsumsi yang diduga terafiliasi maupun berhubungan dengan Israel ramai dilakukan belakangan sebagai bentuk protes kekejaman di Jalur Gaza. Namun ternyata aksi ini juga memberi Efek domino yang tidak menyenangkan, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia, Uswati lemansudi mengatakan aksi boikot ini beresiko menghambat pemerintah mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
Menurutnya boikot berkepanjangan dapat menurunkan konsumsi masyarakat hingga penurunan kinerja retil hingga 50%. “Pemerintah ingin ekonomi jangan turun, tumbuh optimis inflasi jangan sampai naik lagi kalau ini aksi boikot dibiarkan ini keinginan pemerintah pasti tidak tercapai,” Jelas Sekjen Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia Uswati Lemansudi.
Hal Senada dituturkan Ketua Umum Aprindo Nicolas Mande dia melaporkan terjadi penurunan penjualan retail di beberapa daerah 3% hingga 4%, selama seruan aksi boikot kurang dari sepekan belakangan.
Menurutnya jika konsumsi terus turun akibat boikot konsumsi produk-produk Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) maka penjualan retil dapat menurun lebih dari 50%.
Padahal FMCG menyumbang 80% pendapatan usaha retail, Roy mengatakan produsen juga akan berdampak dari aksi boikot ini risiko yang bisa terjadi adalah pemutusan hubungan kerja untuk efisiensi akibat penurunan permintaan.
“Begitu produsen terdampak kita pasti akan terdampak mereka produsen akan mengurangi produksinya ya kita retil juga omsetnya berkurang,” kata Ketua Umum Aprindo Roy Nicolas Mande
Pelaku ritel berharap kepada Pemerintah untuk segera hadir memberikan solusi yang relevan dalam kondisi saat ini meski demikian Roy menegaskan pihaknya tetap mendukung pemerintah mendorong aksi k dan mendukung perdamaian di Palestina.