vnewsmedia.com – Taiwan negara yang hingga kini bersitegang dengan China akhirnya telah menggelar pemilihan umum pada Sabtu 13 Januari. Hasil dari pemilihan umum ini memenangkan Lai Ching-te dari Democratic Progressive Party (DPP) dengan perolehan sebanyak 40,05% suara.
Kemenangan Lai Ching-te yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil presiden ini menjadi babak baru dalam penolakan Taiwan terhadap keinginan China.
Selama ini China ingin melakukan reunifikasi dengan Taiwan, namun pemimpin terpilih yang baru ini jelas akan melakukan penolakan, terlebih lagi Lai Ching-te menjadi salah satu figur anak emas Amerika Serikat, yang sangat jelas mendukung Taiwan untuk tetap berpisah dari China.
Bahkan la menyatakan antara demokrasi dan otoritarianisme dirinya akan berdiri serta memilih sisi demokrasi. Walau demikian Lai Ching-te mengatakan akan mengupayakan dialog dengan negeri bambu, bukan lagi melakukan konfrontasi di bawah prinsip martabat dan kesetaraan.
“Kami akan menggunakan pertukaran untuk menggantikan hambatan dialog untuk menggantikan konfrontasi dan dengan percaya diri mengupayakan pertukaran dan kerja sama dengan Tiongkok,” ujar Lai Ching-te presiden terpilih Taiwan.
Menteri luar negeri Amerika Serikat Anthony Blinken mengatakan Pemilu tersebut menunjukkan kekuatan demokrasi Taiwan yang sudah matang dan kokoh.
Dirinya juga menegaskan kembali bahwa Amerika Serikat berkomitmen untuk mewujudkan Penyelesaian perbedaan secara damai, bebas dari paksaan dan tekanan.
“Washington akan bekerja sama dengan la dan semua pemimpin di Taiwan untuk memajukan hubungan yang telah lama terjalin,”ujar Antony blinken menteri luar negeri Amerika Serikat