vnewsmedia – Lampung, Agus Fatoni menceritakan perjalanan hidupnya dalam mengemban tugas di pemerintahan. Upaya memajukan daerah yang ia pimpin mulai dari bagaimana menjalankan aturan sejalan budaya dan kebiasaan dari masyarakat.
Birokrat Indonesia yang menjabat sebagai Penjabat Gubernur Sumatera Utara sejak 24 Juni 2024 ini menceritakan perjalanannya sampai seperti sekarang tidaklah mudah. Karena bermula dari anak desa di Way Kanan, Fatoni berhasil menjadi birokrat di Kementerian Dalam Negeri.
“Saya tinggal di sebuah kampung perbatasan Lampung dan Sumatera Selatan, interaksi antarwilayah tidak dibatasi, bahasa, adat, budaya yang sama. Saya lahir di sebuah desa, Bahuga, Kebupaten Way Kanan,” katanya dalam Podcast Bung Is Menyapa, Metro TV Lampung, Minggu, 9 Februari 2025.
Menjalani pendidikan dari TK, SD dan SMP di Way Kanan, Fatoni berhasil melanjutkan SMA di Bandar Lampung. Lalu lanjut kuliah di Unila serta melanjutkan S2 di IPDN hingga akhirnya mendapat gelar doktor.
“Saya awalnya pegawai Pemprov Lampung, saya jadi ajudan Gubernur Lampung era Poedjono Pranyoto. Menjadi ajudan dan menjadi mendamping, di situ kita belajar bagaimana pemimpin kita menjalankan tugas,” jelas dia.
Menurutnya, banyak tokoh yang menginspirasinya, misalnya Mendagri Tito Karnavian, memberikan warna dan inspirasi dalam kariernya.
“Dengan kepemimpinan beliau, kerja cepat, smart, mengatasi persoalan, dan mencari solusi menjadikannya inspirasi. Serta penguat bagi kami menjalankan tugas-tugas pemerintahan,” jelasnya.
Banyak Belajar
Banyak belajar dari pemimpin di atasnya, menjadikan Fatoni mendapat kepercayaan memimpin sebagai penjabat gubernur di sejumlah provinsi. Seperti Sulawesi Utara, Sumatera Selatan, dan sekarang Sumatera Utara.
“Dari tiga daerah tersebut tentunya kondisi dan karakteristik yang berbeda. Perbedaan seni dan budaya menjadikan saya banyak belajar bagaimana menjadi pemimpin di suatu daerah,” katanya.
Misalnya, Sumatera Utara yang cukup berbeda dengan daerah lain karena cukup unik dan berbeda. “Karena di sana ada 8 etnik (suku asli), bahasa, seni, budaya berbeda. Pemerintahnya juga berbeda, namun dengan banyak pengalaman bisa memperkaya ilmu dan saling melengkapi,” kata Fatoni.
Begitupun saat menjadi Penjabat Gubernur di Sulawesi Utara, daerah yang tidak begitu ia kenal baik daerah dan budaya. Namun ia bersyukur karena masyarakat sangat hangat dan ramah penuh kekeluargaan.
“Di Sulawesi Utara kita merangkul semua masyarakat, bahkan di akhir tahun 2020 ada demo Cipta karya di berbagai daerah, Alhamdulillah disana aman dan tentram. Selain itu juga Pemilu damai dan aman.
“Saat saya memimpin di Sumatera Selatan juga Alhamdulillah berhasil menangani stunting, pengangguran, penanganan inflasi. Bahkan bencana asap, kita langsung jalankan dan koordinasi,” katanya.
Ia menceritakan, agenda nasional di Sumatera Utara yang berhasil ia jalankan dengan baik seperti agenda nasional PON.
Tunjukan Kinerja Baik
“Di awal orang pesimis, tapi Alhamdulillah di akhir berjalan sukses. Begitu 4 jam saya dilantik, saya langsung temui Kemenpora dan koordinasi dengan Forkopimda Provinsi dan Kabupaten/Kota di Sumut terkait PON,” jelasnya.
“Saya juga kumpulkan Kepala Dinas Provinsi Sumut, dan semua untuk bahas PON yang hari itu tengah berlangsung. Ini modal kekuatan kita menjalankan PON,” jelas dia.
Menurutnya, dengan datangi Forkopimda satu per satu, diskusi, menyerap informasi dapat melangkah bersama untuk menjalankan tugas.
“Selanjutnya Pilkada, alhamdulillah dapat apresiasi banyak sekali dari banyak pihak. “Selain itu penanganan inflasi, stunting, kemiskinan ekstrem bahkan Penurunan kemiskinan 10 kali lipat ketimbang tahun sebelumnya,” jelasnya.
Semua pencapaiannya, menjadikan dirinya sebagai kepala daerah terbaik untuk daerah dengan fiskal sedang dan penanganan ekonomi daerah. “Ini semua berkat dukungan semua pihak,” tegasnya.
Pelajaran terpenting adalah banyak belajar dan menyerap informasi menjadikan banyak trobosan, inovasi, dan semangat kerja keras.
“Saya bersyukur ketiga daerah yang saya sempat pimpin sangat kompak. Jadi memang harus bisa manfaatkan waktu, kami biasa kerja tengah malam, Sabtu Minggu, kerja. Ini kemudian yang bisa terasakan masyarakat saat ini,” katanya.
Ia mengingatkan, kepada daerah terpilih yang akan segera dilantik pada 20 Februari mendatang bisa bisa contoh, dan memberi inspira sehingga mencapai tujuan.
“Khususnya pemerintah daerah. Lihat lagi program prioritas kita harus berusaha menciptakan APBD sehat, rasionalisasi, realistis sehingga apa yang terencana dapat tersealisasikan,” ungkapnya.